Interaksidalam sebuah ekosistem dapat terjadi di manapun baik itu pada ekosistem darat, ekosistsem air, eksosistem danau, eksosistem rawa bahkan pada ekosistem buatan sekalipun. Interaksi dalam sebuah ekosistem dapat dibagi menjadi tiga hal, yaitu interaksi antar komponen biotik, interaksi antar komponen abiotik dan interaksi antar komponen biotik
ArticlePDF AvailableAbstractThis study aims to determine the factors that influence farmers' decisions in planting sweet corn and local corn in Tolombukan Satu Village, Pasan District, Southeast Minahasa Regency. Data collection was carried out for two months, from May to June 2019. The collected data was compiled quantitatively and displayed in tabular form. This research uses primary data and secondary data. Primary data obtained from interviews and with the help of questionnaires for the leader chair, secretary, and treasurer and all members of the Nafiri Jaya Farmer Group amounted to 20 people. Secondary data obtained from local book store, the internet through Google Scholar to get articles and theses from other universities related to research topics on factors that influence farmers' decisions. The results showed that the factors influencing the decision of farmers to plant sweet corn and local corn were social factors and economic factors. Social factors consist of age, level of education, experience in farming and the role of agricultural extension workers. Economic factors consist of the number of dependents in the family, land area, facilities and infrastructure, income, expenses and selling price.*eprm* Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN p 1907– 4298, ISSN e 2685-063X, Terakreditasi Jurnal Nasional Sinta 5, Volume 15 Nomor 3, September 2019 463 – 472 Agri-Sosioekonomi Jurnal Transdisiplin Pertanian Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan, Sosial dan Ekonomi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI MENANAM JAGUNG MANIS DAN JAGUNG LOKAL David Harksel Andre Ratulangi Theodora Maulina Katiandagho Benny Adrian Berthy Sagay Naskah diterima melalui Website Jurnal Ilmiah agrisosioekonomi ABSTRACT This study aims to determine the factors that influence farmers' decisions in planting sweet corn and local corn in Tolombukan Satu Village, Pasan District, Southeast Minahasa Regency. Data collection was carried out for two months, from May to June 2019. The collected data was compiled quantitatively and displayed in tabular form. This research uses primary data and secondary data. Primary data obtained from interviews and with the help of questionnaires for the leader chair, secretary, and treasurer and all members of the Nafiri Jaya Farmer Group amounted to 20 people. Secondary data obtained from local book store, the internet through Google Scholar to get articles and theses from other universities related to research topics on factors that influence farmers' decisions. The results showed that the factors influencing the decision of farmers to plant sweet corn and local corn were social factors and economic factors. Social factors consist of age, level of education, experience in farming and the role of agricultural extension workers. Economic factors consist of the number of dependents in the family, land area, facilities and infrastructure, income, expenses and selling price.*eprm* Keywords corn farmers, sweet corn, local corn, decision ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam menanam jagung manis dan jagung lokal di Desa Tolombukan Satu Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara. Pengumpulan data dilakukan selama dua bulan yaitu dari bulan Mei sampai dengan Juni 2019. Data yang terkumpul disusun secara kuantitatif yang ditampilkan dalam bentuk tabel. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh dari wawancara dan dengan bantuan kuesioner terhadap pengurus Ketua, Sekretaris, dan Bendahara dan seluruh anggota Kelompok Tani Nafiri Jaya berjumlah 20 orang. Data sekunder yang diperoleh dari tokoh buku lokal, internet melalui google cendekia untuk mendapatkan artikel dan skripsi dari perguruan tinggi lain yang berkaitan dengan topik penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani menanam jagung manis dan jagung lokal yaitu faktor sosial dan faktor ekonomi. Faktor sosial terdiri atas umur, tingkat pendidikan, pengalaman berusaha tani jagung dan peran penyuluh pertanian. Faktor ekonomi terdiri atas jumlah tanggungan dalam keluarga, luas lahan, sarana dan prasarana, pendapatan, pengeluaran dan harga jual. *eprm* Kata kunci petani jagung, jagung manis, jagung lokal, keputusan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani ………………….David Ratulangi, Theodora Katiandagho, Benny Sagay PENDAHULUAN Latar Belakang Jagung merupakan komoditas penting kedua setelah padi/beras di Indonesia. Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk. Dari data Ditjen Tanaman Pangan mengenai sasaran produksi nasional 2018 sebesar 33,9 juta ton, kebutuhan jagung untuk industri pakan sebesar 32% dari total produksi sedangkan untuk kebutuhan pangan sebesar 14% dari total produksi. Selain untuk pakan ternak, jagung juga memiliki potensi yang besar di bidang industri pangan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman. Contohnya untuk bahan baku indsutri Cemilan marning jagung dan popcorn, tepung jagung maizena, Corn Grits bubur jagung, Sweetener, Susu Jagung dan sebagainya. Kebutuhan jagung untuk industri sebesar ton dengan rincian sebagai berikut 1 Industri Pakan sebesar ton, 2 Industri Pati Jagung dan Sweetener sebesar ton, 3 Industri Corn Grits dan Tepung Jagung sebesar ton dan 4 Industri Snack sebesar ton. Kebutuhan jagung untuk industri pangan di tahun 2018 mengalami peningkatan yang cukup pesat dibandingkan tahun 2017. Industri pati jagung dan sweetener meningkat 8,57% dibanding sebelumnya sedangkan Corn Grits dan tepung jagung serta industri Snack yang di tahun sebelumnya belum ada tapi di tahun 2018 mampu menyerap ton jagung, hal ini mengindikasikan urgensinya jagung dalam memenuhi kebutuhan pangan Kementerian Perindustrian, 2018. Kondisi ini membuat budidaya jagung memiliki prospek yang sangat menjanjikan, baik dari segi permintaan maupun harga jualnya. Jagung sebagai salah satu tanaman pangan yang menjadi unggulan dan sangat digemari oleh masyarakat, karena rasanya yang enak, banyak mengandung karbohidrat dan sedikit protein serta lemak. Desa Tolombukan Satu merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara Provinsi Sulawesi Utara, yang menumpukan pembangunan ekonomi pada sektor pertanian, terutama pada sub sektor tanaman pangan berupa jagung, yang diusahakan oleh Kelompok Tani Nafiri Jaya sejak tahun 2009. Usahatani jagung menjadi pilihan dari para petani yang tergabung dalam kelompok tani tersebut. Jagung yang ditanam oleh petani di Desa Tolombukan Satu adalah jenis Jagung Manis dan Jagung Lokal, karena dianggap sebagai komoditas yang berpotensi dan cocok dengan kondisi alam yang ada serta berpeluang memberikan untung yang tinggi bila diusahakan secara efektif dan efisien. Maka, berdasarkan uraian tersebut, dirasa perlu dilakukan analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam menanam jagung manis dan jagung lokal di Desa Tolombukan Satu. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keputusan petani dalam menanam jagung manis dan jagung lokal di Desa Tolombukan Satu Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara? Karakteristik Petani Menurut Mathew and Zajac dalam Zaenudin 2012, menyatakan bahwa karakteristik personal individu mencakup usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan, suku bangsa dan kepribadian. Karakteristik individu adalah bagian dari pribadi dan melekat pada diri seseorang. Karakteristik ini mendasari tingkah laku seseorang dalam situasi kerja maupun situasi yang lainnya. Deskripsi Tanaman Jagung Tanaman jagung dikenal di Indonesia sejak 400 tahun yang lalu, didatangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentra produsen jagung paling luas adalah provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Lampung dan Jawa Barat. Areal pertanaman jagung sekarang sudah terdapat di seluruh provinsi di Indonesia. Tanaman jagung termasuk jenis tanaman semusim annual. Susunan tubuh morfologi tanaman jagung terdiri atas akar, batang, batang daun, bunga dan buah. Perakaran tanaman jagung terdiri atas empat macam akar, akar utama, akar cabang, akar lateral dan akar rambut Rukmana, 2008. Menurut Purwono dan Hartono 2007 secara umum klasifikasi dan sistematika tanaman jagung sebagai berikut - Kingdom Plantae Tumbuh-tumbuhan - Divisi Spermatophyta - Subdivisi Angiospermae - Kelas Monocotyledone - Ordo Graminae - Famili Graminaceae - Genus Zea - Species Zea mays L Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN p 1907– 4298, ISSN e 2685-063X, Terakreditasi Jurnal Nasional Sinta 5, Volume 15 Nomor 3, September 2019 463 – 472 Agri-Sosioekonomi Jurnal Transdisiplin Pertanian Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan, Sosial dan Ekonomi Jagung Manis Jagung manis sweet corn merupakan komoditas palawija dan termasuk dalam keluarga famili rumput-rumputan Gramineaegenus Zea dan spesies Zea mays saccharata. Jagung manis memiliki ciri-ciri endosperm berwarna bening, kulit biji tipis, kandungan pati sedikit, pada waktu masak biji berkerut Koswara, 2009. Hampir semua bagian dari tanaman jagung manis memiliki nilai ekonomis. Beberapa bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan diantaranya, batang dan daun muda untuk pakan ternak, batang dan daun tua setelah panen untuk pupuk hijau / kompos, batang dan daun kering sebagai kayu bakar, buah jagung muda untuk sayuran, perkedel, bakwan dan berbagai macam olahan makanan lainnya Purwono dan Hartono, 2007. Menurut Syukur dan Rifianto 2014, jagung manis memiliki karakteristik unggul sebagai berikut 1 Produktivitas Tinggi Potensi produktivitas jagung manis hibrida tanpa kelobot dapat mencapai 20 ton/ha/musim tanam. Potensi harus ditunjang oleh kualitas buah yang baik, seperti ukuran, penampilan, biji, dan rasa. 2 Rasa Manis Selain produktivitas, sifat utama jagung manis yang dikembangkan adalah rasa manis. Konsumen jagung manis menginginkan rasa manis yang tinggi dan tetap manis setelah disimpan beberapa hari. 3 Umur Panen Genjah Umumnya umur panen jagung manis adalah 70-85 HST di dataran menengah dan 60-70 HST di dataran rendah. 4 Daya Simpan Lebih Lama Jagung manis biasanya langsung dijual setelah panen, karena mutu akan turun setelah 2-3 hari disimpan dalam suhu kamar. Jagung manis unggul mempunyai daya simpan lebih tinggi dan rasa manis tidak cepat turun selama penyimpanan. Jagung manis umumnya dipanen kira-kira 18-24 hari setelah penyerbukan, dan biasanya ditandai dengan penampakan luar rambut yang mngering, tongkol yang keras ketika digenggam. Jagung Lokal Jagung Manado Kuning Jagung Manado Kuning adalah jenis jagung bersari bebas, keluar rambut 60 hari, umur panen 105 - 110 hari, warna biji kuning, tidak tahan bulai Sclerospora maydis, dan sudah dilepas sebelum tahun 1945. Dinamakan jagung bersari bebas open pollinated crop karena hampir 95 % persarian jagung berasal dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5 % yang berasal dari serbuk sari sendiri. Tipe jagung Manado Kuning digolongkan pada tipe flint atau jagung tipe flint atau mutiara berbentuk bulat licin, mengkilap, dan pati yang keras terdapat di bagian atas biji, pada saat masak bagian atas biji mengkerut bersama-sama sehingga permukaan biji bagian atas licin dan bulat. Varietas lokal jagung di Indonesia umumnya tergolong ke dalam tipe biji mutiara, tipe ini disukai petani karena tahan hama gudang. Seiring dengan berkembangnya penanaman jagung hibrida di Sulawesi Utara, jagung Manado Kuning ditanam berdekatan dengan jagung hibrida, yang bisa menyebabkan terjadi persilangan secara alami antara kedua jagung ini menyebabkan jagung Manado Kuning yang dikembangkan petani dewasa ini sudah sangat beragam satu daerah dengan daerah Manado Kuning yang ditanam petani ada dua tipe biji, yaitu flint dan dent, dengan dua warna biji, yaitu kuning dan kuning oranye. Umumnya jagung Manado Kuning ditanam petani untuk dimanfaatkan sebagai 1 Butir, 2 Tepung, 3 Pakan dalam bentuk jerami, dan 4 Pangan. Khusus daerah Tompaso, karena daerah ini banyak ternak kuda pacu maka hasil jagung Manado Kuning, selain dimanfaatkan dalam bentuk biji, tapi dimanfaatkan juga dalam bentuk jerami. Teori Keputusan Teori keputusan adalah teori mengenai cara manusia memilih pilihan diantara pilihan-pilihan yang tersedia secara acak guna mencapai tujuan yang hendak diraih Hanson, 2005. Dalam istilah umum, keputusan adalah penyeleksian tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif Schiffman dan Kanuk, 2004. Dengan kata lain, keputusan dapat dibuat hanya jika ada beberapa alternatif yang dipilih. Apabila alternatif pilihan tidak ada maka tindakan yang dilakukan tanpa adanya pilihan tersebut tidak dapat dikatakan membuat keputusan. Pengambilan keputusan dilakukan dengan memilih alternatif yang ada Terry,2000. Menurut Rogers 2003 pengambilan berbagai alternatif tersebut tidak terlepas dari berbagai pertimbangan menguntungkan atau tidak menguntungkan suatu teknologi bagi pengusahanya petani.Sementara tingkat adopsi suatu inovasi tersebut dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri, karakteristik penerima inovasi dan saluran komunikasi. Keputusan-keputusan yang diambil oleh seseorang dapat dipahami melalui dua pendekatan pokok, yaitu pendekatan normatif dan pendekatan deskriptif. Pendekatan normatif menekankan pada apa yang seharusnya dilakukan oleh pembuat keputusan sehingga diperoleh suatu keputusan yang rasional. Pendekatan deskriptif menekankan pada apa saja yang telah dilakukan orang yang membuat keputusan tanpa melihat apakah keputusan yang dihasilkan itu rasional atau tidak rasional Suharnan, 2005. Pada setiap pembuatan keputusan, seorang individu dapat bersifat terbuka maupun bersifat tertutup dalam menentukan pilihan keputusan. Seorang individu yang bersifat terbuka, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani ………………….David Ratulangi, Theodora Katiandagho, Benny Sagay tidak akan membatasi pilihan dan seringkali menambahkan pilihan baru diluar pilihan yang ada. Disisi lain, seorang individu yang bersifat tertutup tidak akan menambah pilihaan yang telah ada. Dalam kehidupan nyata kemungkinan pilihan terbuka lebih sering terjadi. Berdasarkan uraian tersebut faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam menanam jagung manis dan jagung lokal adalah umur, adalah factor ssosial dan factor ekonomi. Faktor Sosial 1 Umur Umur dapat mempengaruhi aktivitas seseorang dalam kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal Hasyim, 2006. Hal tersebut terutama berlaku pada pekerjaan fisik. Semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin turun pula prestasinyaSuratiyah, 2008. 2 Tingkat Pendidikan Menurut Muhibbin 2002 pendidikan dapat menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pendidikan individu merupakan salah satu aspek yang terlibat dalam suatu pengambilan keputusan. 3 Pengalaman Berusahatani Semakin lama petani bekerja pada kegiatan tersebut, maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh dan diharapkan akan lebih menguasai serta lebih terampil dalam teknik budidaya, teknologi pasca panen dan penguasaan teknologi lainnya yang berkaitan dengan usahataninya Soekartawi, 2003. 4 Peran Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar. Faktor Ekonomi 1 Jumlah Tanggungan Semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi dan dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam berusaha. Petani yang memiliki jumlah tanggungan yang besar harus mampu mengambil keputusan yang tepat agar tidak mengalami resiko yang fatal Soekartawi, 2003. 2 Luas Lahan Sajogyo 1999 menyatakan bahwa luas lahan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesejahteraan luas areal tani maka semakin tinggi produksi dan pendapatan yang diterima petani. 3 Pendapatan Petani Sahidu 1998 menyatakan bahwa pendapatan usahatani merupakan sumber motivasi bagi petani dalam mendorong kemauan dan kemampuan untuk meningkatkan kinerja petani. 4 Sarana dan Prasarana Usahatani Sarana adalah segala sesuatu yang dapat di pakai sebagai alat dan bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi contoh sabit, cangkul, polybag dan adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya produksi. Contoh lahan, jalan, parit, pabrik, tempat kerja dan lain-lainnya. 5 Harga Jual Menurut Supriono 2001 Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Skema Kerangka Penelitian Secara sederhana skema kerangka penelitian dibagi dalam Dua Faktor, yaitu Faktor Sosial dan Faktor Ekonomi. Dapat dilihat dalam gambar berikut ini Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keputusan petani dalam menanam jagung manis dan jagung lokal di Desa Tolombukan Satu Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara? Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN p 1907– 4298, ISSN e 2685-063X, Terakreditasi Jurnal Nasional Sinta 5, Volume 15 Nomor 3, September 2019 463 – 472 Agri-Sosioekonomi Jurnal Transdisiplin Pertanian Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan, Sosial dan Ekonomi Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam menanam jagung manis dan jagung lokal di Desa Tolombukan Satu Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan informasi, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi petani dalam rangka terus mengembangkan usahatani jagung manis dan jagung lokal di Desa Tolombukan Satu. 2. Sebagai proses belajar, bagi peneliti dapat melatih cara berpikir serta menganalisis data, dan penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana. 3. Sebagai landasan teori, bagi peneliti lain dapat dijadikan referensi kajian dalam bidang penelitian yang serupa. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2019. Mulai dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian. Tempat penelitian dilaksanakan di Desa Tolombukan Satu, Kecamatan Pasan, Kabupaten Minahasa Tenggara. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer data yang diambil oleh peneliti dilapangan langsung dari sumbernya yaitu Kelompok Tani Nafiri Jaya. Data ini diperoleh dari wawancara secara langsung, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini seperti Kantor Desa dan Kantor Kecamatan, Serta Refrensi melalui internet. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1 Observasi Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai objek yang akan diteliti tersebut. 2 Wawancara Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab tatap muka antara pewawancara dengan responden berdasarkan daftar pertanyaan quisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Metode Pengumpulan Data Pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sensus. Data diambil secara sengaja dan dilakukan kepada semua anggota Kelompok Tani Nafiri Jaya di Desa Tolombukan Satu Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara yang pernah aktif maupun tidak aktif dalam melakukan keputusan menanam jagung manis dan jagung lokal. Jumlah anggota petani yaitu keseluruhan anggota kelompok tani/populasi sebanyak 20 orang termasuk Pengurus Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Konsep Pengukuran Variabel Variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah 1 Umur Tahun 2 Tingkat Pendidikan SD, SMP, SLA, Sarjana 3 Pengalaman Berusahatani Tahun 4 Jumlah Tanggungan Keluarga Orang 5 Luas Lahan ha 6 Pendapatan Petani Rp / Musim Tanam 7 Sarana dan Prasarana Usahatani Bibit, Pupuk, TK, Alat + Bahan 8 Peran Penyuluh Pertanian 9 Harga Jual Rp/Kg. Metode Analisis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan metode analisis deskriptif dalam bentuk tabel. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Wilayah Penelitian Keadaan Topografi Desa Tolombukan Satu berada pada ketinggian 300m dari permukaan laut dengan suhu maximum 34o C – 24 o C. Dengan rata-rata curah hujan 800mm-1300mm setiap tahun. Secara geografis Desa Tolombukan Satu merupakan salah satu desa di Kecamatan Ratahan dengan batas-batas sebagai berikut  Utara Hutan Lindung Gunung Soputan  Selatan Desa Tolombukan  Timur Desa Liwutung  Barat Desa Molompar Keadaaan Penduduk dan Tingkat Pendidikan Desa Tolombukan Satu memiliki jumlah penduduk yang relatif banyak, jiwa yang terdiri dari 277 kepala keluargaKK. Menurut teori human capital, kualitas sumber daya manusia selain ditentukan oleh tingkat kesehatan juga ditentukan oleh tingkat pendidikan. Pendidikan dipandang tidak hanya dapat menambah pengetahuan tetapi juga dapat meningkatkan keterampilan tenaga Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani ………………….David Ratulangi, Theodora Katiandagho, Benny Sagay kerja sehingga akan meningkatkan produktivitas. Peningkatan produktivitas dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan penduduk. Selain keterampilan, tingkat pendidikan juga mempunyai pengaruh terhadap pola pikir masyarakat Senoaji, 2011. Secara umum masyarakat yang tinggal di Desa Tolombukan memiliki tingkat pendidikan yang Pendidikan masyarakat Desa Tolombukan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Tingkat Pendidikan masyarakat Desa Tolombukan Jumlah masyarakat Orang Sumber Diolah dari Data Primer, 2019 Tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Desa Tolombukanbervariasi mulai dari Sekolah Dasar SD dengan persentase 34,64%, Sekolah Menengah Pertama SMP dengan persentase 39,78%, Sekolah Menengah Atas SMA dengan persentase 22,38% dan Diploma III D3 / Strata 1 S1 dengan persentase 2,91%, serta Strata 2 / S2 0,29 %. Tabel 2. Mata Pencaharian masyarakat Desa Tolombukan Jumlah masyarakat Orang TNI/POLRI Lain-lain tidak bekerja Sumber Diolah dari Data Primer, 2019 Tabel 2 menunjukkan jenis mata pencaharian penduduk di Desa Tolombukan Satu diantaranya Petani 270 orang 26,26%, Pegawai Swasta 39 orang 3,80%, Tukang 118 orang 11,48%, PNS 14 orang 1,36%, Pensiunan 7 orang 0,68%, TNI/POLRI2 orang 0,20% dan lain-lain atau tidak bekerja 578 orang 56,22% . Dari data tersebut mayoritas mata pencaharian masyarakat di Desa Tolombukan Satu adalah sebagai Petani karena banyaknya lahan perkebunan yang diambil hasil kebunnnya untuk dimanfaatkan atau dijual. Selain itu penduduk yang tidak bekerja terdiri dari anak-anak, pelajar, lanjut usia dan sebagainya. Deskripsi Kelompok Tani Nafiri Jaya Kelompok Tani Nafiri Jaya berdiri pada tanggal 17 Januari tani dibentuk berdasarkan kesepakatan anggota melalui pertemuan dan mengambil keputusan untuk mengembangkan kelompok tani dengan tujuan kesejahteraan kelompok tani maupun kesejahteraan tani Nafiri Jaya sampai saat ini bukan hanya mngandalkan komoditi jagung, tetapi juga anggota pada awal terbentuk adalah 20 orang keseluruhan sampai sekarang. Rapat anggota kelompok tani hanya dilakukan setiap ada pekerjaan atau saat berada di ladang. Sejak terbentuk kelompok Tani Nafiri Jaya, pemerintah telah memberikan bantuan awal berupa pupuk dan benih. Pada tahun 2018 tepatnya pada bulan agustus pemerintah juga memberikan bantuan berupa traktor,alat tanam jagung manual, dan cornsaler. Karakteristik Responden Umur Umur dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bekerja secara fisik. Umur juga mempengaruhi produktivitas kerja dan peranannya dalam pengambilan keputusan dari berbagai alternatif pekerjaan yang produktif antar 16 hingga 64 tahun. Karakteristik Responden Menurut Umur disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Karakteristik RespondenMenurut Umur Sumber Diolah dari data primer 2019 Jenis Kelamin Tabel 4 menunjukkan,jumlah responden menurut jenis kelamin laki-laki lebih banyak di bandingkan perempuan dengan persentase laki-laki sebanyak 55% dan responden yang berjenis kelamin perempuan menunjukkan persentase sebanyak 45%. Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber Diolah dari data primer 2019 Lama Usaha Tani Jagung Tabel 5 menunjukkan jumlah responden dengan Lama berusaha Tani Jagung, 6-10 tahun menunjukkan paling banyak dengan persentase 50%, untuk lama usaha tani jagung 1-5 tahun, terdapat 9 responden dengan persentase 45%,lama usaha tani jagungdi atas 11tahun terdapat 1 responden dengan persentase 5%. Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN p 1907– 4298, ISSN e 2685-063X, Terakreditasi Jurnal Nasional Sinta 5, Volume 15 Nomor 3, September 2019 463 – 472 Agri-Sosioekonomi Jurnal Transdisiplin Pertanian Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan, Sosial dan Ekonomi Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama berusaha Tani Jagung Sumber Diolah dari data primer 2019 Jagung yang ditanam Jenis jagung yang di tanam oleh anggota kelompok Tani Nafiri Jaya ialah jagung lokal dan jagung manis. Tabel 6. Jumlah Responden Berdasarkan Varitas Jagung Yang ditanam Sumber Diolah dari data primer 2019 Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah responden yang menanam jagung lokal sebanyak 17 orang dengan persentase 85% dan jumlah responden yang menanam jagung manis sebanyak 3 orang dengan persentase 15%. Status Lahan Tabel 7 menunjukkan, jumlah responden yang memiliki lahan sendiri atau sebagai pemilik 13 orang dengan persentase 65% sedangkan untuk responden yang meminjam pakai lahan 7 orang dengan persentase sebanyak 35%. Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Lahan Anggota Kelompok Tani Nafiri Jaya Sumber Diolah dari data primer 2019 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Menanam Jenis Jagung Faktor Sosial Sosial berasal dari bahasa latin socius’ yang artinya dari lahir, dibesarkan atau tumbuh dan berkembang di kehidupan masyarakat dengan kehidupan bersama 2002. Faktor sosial yang mempengaruhi keputusan petani kelompok Tani Nafiri Jaya menanam jagung ialah sebagai berikut Umur Umur dapat mempengaruhi produktivitas kerja dan peranan dalam proses pengambilan keputusan dalam berbagai pekerjaan yang dilakukan. Sumber Diolah dari data primer 2019 Tabel 8 menunjukkan bahwa umur anggota kelompok tani terbanyak ialah umur produktif sebanyak 18 orang dengan persentase 90% dan anggota kelompok tani umur non produktif sebanyak 2 orang dengan persentase 10%. Tingkat Pendidikan Responden Pendidikan sangat berperan penting dalam menciptakan perubahan dalam masyarakat. Pendidikan juga dapat memberikan pemahaman akan baik dan buruk,garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Pendidikan disajikansebagai salah satu faktor yang menentukan produktifitas kerja , sikap serta kemampuan seseorang dalam berpikir dan bertindak. Tabel 9 menunjukkan, tingkat pendidikan responden bervariasi mulai dari Sekolah Dasar SD sebanyak 7 orang dengan persentase 35%, Sekolah Menengah Pertama SMPsebanyak 7 orang dengan persentase 35%, Sekolah Menengah Atas SMA sebanyak 5 orang dengan persentase 25% dan Diploma III D3 1 orang dengan persentase 5%. Pengalaman Berusaha Tani Jagung Pengalaman adalah guru besar dalam hidup. Sebuah kesuksesan dan kegagalan di nilai dari seberapa berpengalamannya seseorang. Pengalaman juga di butuhkan dalam proses pertanian, khususnya dalam penanaman jagung lokal dan jagung manis. Tabel 10. Pengalaman Berusaha Tani Jagung Sumber Diolah dari data primer 2019 Tabel 10 menunjukkan bahwa pengalaman berusaha tani jagung anggota kelompok Nafiri Jaya mempunyai pengalaman berusaha tani jagung dengan persentase 100%. Peran Penyuluh Pertanian Peran Penyuluh Pertanian sangat penting untuk kelancaran proses pertanian. Informasi mengenai pertanian seperti benih, pupuk, alat pertanian serta teknik pertanian di butuhkan oleh para petani. Tabel 9. Faktor Pendidikan Sumber Diolah dari data primer 2019 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani ………………….David Ratulangi, Theodora Katiandagho, Benny Sagay Berdasarkan wawancara dengan seluruh anggota kelompok Tani Nafiri Jaya, semuanya pernah mengikuti penyuluhan pertanian yang di lakukan oleh penyuluh khususnya penyuluhan tentang penanaman jagung manis dan jagung lokal. Faktor Ekonomi Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas sosial manusia yang berhubungan dengan produksi,distribusi dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Faktor ekonomi yang mempengaruhi petani kelompok Tani Nafiri Jaya dalam menanam jagung ialah jumlah tanggungan dalam keluarga, luas lahan, pendapatan petani jagung, sarana dan pra-sarana, dan harga jual. Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Tabel 11 menunjukkan jumlah tanggungan keluarga anggota kelompok tani Nafiri Jaya, anggota yang tidak mempunyai tanggungan 1 orangdengan persentase 5%, yangmempunyai tanggungan 1-2 orang sebanyak 7 orang dengan persentase 35% dan yang mempunyai tanggungan 3 orang keatas sebanyak 12 orang dengan persentase 60%. Tabel 11. Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Sumber Diolah dari data primer 2019 Luas Lahan Luas lahan pertanian menjadi salah satu faktor mempengaruhi keberhasilan petani dalam menanam jagung lokal dan jagung manis. Semakin besar lahan, semakin banyak jagung yang bisa di panen. Sumber Diolah dari data primer 2019 Tabel 12 menunjukkan bahwa, luas lahan yang digunakan oleh anggota kelompok Nafiri Jaya mempunyai luas lahan lebih kecil 1ha sebanyak 9 orang dengan persentase 45%. Pendapatan Petani Jagung Pendapatan ialah hasil yang di terima oleh seseorang setelah bekerja. Tabel 13. Pendapatan Petani Rata- rata Pendapatan Bersih Sumber Diolah dari data primer 2019 Tabel 13 menunjukkan bahwa, pendapatan petani jagung manis sebanyak Rp. dan biaya Pengeluaran Rata-rata pendapatan bersih dari 3 oarang petani jagung yaitu Rp. Untuk pendapatan petani jagung lokal sebanyak Rp. dengan biaya pengeluaran untuk pekerjaan sebanyak Rp. Pendapatan bersih petani jagung lokal sebanyak Rp. 26. Rata-rata pendapatan bersih petani jagung lokal yaitu dari 17 orang petani sebanyak Rp. Sarana dan Pra-sarana Sarana dan prasarana adalah ketersediaan segala sesuatu yang di butuhkan untuk sebuah pekerjaan. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh kelompok tani ialah berupa benih, pupuk, alat dan tenaga kerja. Untuk masing-masing anggota kelompok tani mendapat sarana dan prasarana yang telah di fasilitasi oleh pemerintah lewat kelompok tani. Sehingga untuk semuanya lebih mudah didapat dan lebih mudah digunakan untuk penanaman jagung manis dan jagung lokal. Harga jual Harga jual menentukan pendapatan seseorang. Harga jual dari masing-masing anggota kelompok tani berbeda-beda. Untuk jagung lokal harga jual di mulai dari Rp. - Rp. 4500/kg. Sedangkan untuk jagung manis dijual dengan harga Rp. 2500/tongkol. Rekapitulasi/Rangkuman Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Menanam Jagung Manis dan Jagung Lokal Faktor Sosial Faktor sosial dalam penelitian ini ialah umur, tingkat pendidikan, pengalaman berusaha tani jagung, peran penyuluh pertanian. Umur terbagi atas umur non-produktif yakni 1ha. Sarana dan prasarana yang di butuhkan responden ialah benih, pupuk, alat dan tenaga kerja. Pendapatan responden atau petani tergantung jenis jagung yang ditanam. Biaya pengeluaran dari responden untuk penanaman jagung manis dan jagung lokal berupa biaya penanaman, pemeliharaan/pupuk, pemberantasan hama dan penyakit, biaya pasca panen dan biaya pemasaran. Harga jual untuk jagung manis dan jagug lokal tergantung harga pasar. Tabel 15 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan dalam keluarga petani jagung lokal kebanyakan mendapat tanggungan 3 orang keatas sebanyak 11 orang dengan persentase 55%. Sedangkan jumlah petani jagung manis yang tidak ada tanggungan, dengan tanggungan 1-2 orang dan tanggungan 3 orang keatas masing-masing 1 orang dengan persentase maseng-masing 5%. Sedangkan petani jagung lokal dengan tanggungan 1-2 orang sebanyak 6 orang dengan persentase 30%. Sarana dan prasarana yang di butuhkan oleh petani jagung manis berupa benih di peroleh secara individu sedangkan untuk jagung lokal di peroleh dengan bantuan dari pemerintah. Untuk pupuk, alat yang di gunakan dan tenaga kerja semuanya sama. Pendapatan per hektar usahatani jagung lokal lebih tinggi dibandingkan usahatani jagung manis. Untuk jagung lokal harga jual di mulai dari Rp. Rp. 4500/kg. Sedangkan untuk jagung manis dijual dengan harga Rp. 2500/tongkol. Keputusan petani untuk menggunakan benih jagung local dan jagungmanis dipengaruhi oleh faktor pendapatan usahatani. Artinya semakin tinggi tingkat pendapatan petani, akan semakin tinggi kecenderungan petani untuk memutuskan menggunakan benih jagung lokal. Selain itu, benih jagung lokal diperoleh dari pemerintah setempat melalui kelompok tani, sedangkan benih jagung manis sulit didapatkan karena harus dibeli secara individual. Hasil produksinya, pendapatan petani jagung manis sebanyak Rp. dan Pengeluaran Rp Untuk pendapatan petani jagung lokal sebanyak Rp. dengan biaya pengeluaran untuk pekerjaan sebanyak Rp. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani ………………….David Ratulangi, Theodora Katiandagho, Benny Sagay Untuk faktor ekonomi, jumlah tanggungan dalam keluarga yang ada tanggungan maupun tidak ada tanggungan jagung lokal lebih dominan. Begitu juga dengan luas lahan, jagung lokal lebih dominan. Sarana dan prasarana untuk benih dan pupuk didapatkan dari pemerintah, alat yang digunakan untuk jagung manis dan jagung lokal sama. Begitu juga untuk tenaga kerja sama. Pendapatan, dan pengeluaran jagung lokal lebih dominan. Dan untuk harga jual, jagung manis lebih mahal. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani menanam jagung manis dan jagung lokal terdiri dari faktor sosial dan faktor ekonomi. Faktor sosial terbagi atas umur, tingkat pendidikan, pengalaman berusaha tani jagung dan peran penyuluh pertanian. Faktor ekonomi terbagi atas jumlah tanggungan dalam keluarga, luas lahan, sarana dan prasarana, pendapatan, pengeluaran dan harga jual. Saran 1. Bagi Petani, diharapkan dalam mengambil keputusan menggunakan jenis benih yang lebih menguntungkan yang akan digunakan untuk penanaman. 2. Bagi anggota kelompok tani diharapkan bisa lebih giat lagi dalam mengadakan pertemuan. DAFTAR PUSTAKA Hanson, S. O. 2005. “Decision Theory, A Brief Introduction” Diakses tanggal 3 April Scholar. Hasyim, Hasman. 2006. Analisis Hubungan Karakteristik Petani Kopi Terhadap Pendapatan Studi Kasus Desa Dolok Seribu Kecamatan Paguran Kabupaten Tapanuli Utara. Jurnal Komunikasi Penelitian. Lembaga Penelitian. Universitas Sumatera Utara, Medan. Kementerian Perindustrian, 2018 Tentang Kebutuhan Jagung Nasional. Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung Manis Zea mays saccharata Sturt Terhadap Pemberian Pupuk Cair Tnf Dan Pupuk Kandang Ayam. Balai Penelitian Tanah. Purwono dan Hartono, 2007. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Bogor. Rogers, Everett M. of York The Free tanggal 3 April Scholar. Rukmana, Bayam, Bertanam dan Pengolahan Pascapanen. Yogyakarta Kanisius. Sahidu, Arifuddin. 1998. Partisipasi Masyarakat Tani Pengguna Lahan sawah dalam Pembanguan Pertanian di Daerah Lombok, Nusa Tenggara Barat. [Disertasi] Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sajogyo dan Pudjiwati Sajogyo. 1999. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta Gadjah Mada University Press. Schiffman dan Kanuk. 2004. Perilaku 7. Prentice Hall. Jakarta. Senoaji, G.,2011, Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Hutan Lindung Bukit Daun di Bengkulu. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil Pertanian Teori dan Aplikasi. Rajawali Press. Jakarta. Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya. Srikandi. Suratiyah, K. 2008. Ilmu Usahatani. Jakarta Penebar Swadaya. Syukur, A. Rifianto. 2014. Jagung Manis. Penebar Swadaya. Jakarta Terry G. R. Manajemen edisi bahasa Indonesia, PT. Bumi Aksara, Bandung. Ulfira AshariJagung merupakan komoditi unggulan di Provinsi Gorontalo digunakan sebagai bahan baku pakan ternak yang mampu menembus pasar internasional. Salah satu sentra jagung di Provinsi ini terletak di Kecamatan Patilanggio dengan mayoritas petani mengusahakan komoditi jagung sebagai mata pencaharian utama. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pendapatan dan kelayakan usahatani jagung di Kecamatan Patilanggio, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Penelitian dilakukan dari bulan Maret hingga April 2020. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel petani dilakukan dengan metode simple random sampling sebanyak 40 orang. Analisis data menggunakan analisis pendapatan dan perhitungan B/C ratio. Hasil penelitian menunjukkan usahatani jagung di Kecamatan Patilanggio menguntungkan dengan rata-rata pendapatan responden sebesar Rp dari total biaya sebesar Rp Analisis kelayakan menunjukkan nilai B/C ratio sebesar 2, sehingga usahatani jagung di Kecamatan Patilanggio tergolong layak Hasyimkph-jun2006- 3 The objective of this research was analysis characteristics coffe farmers correlation to income. Respondens were 30 househould, The methodology analysis coefisen correlation rank Spearman. The result is to age non significant to income education level non significant to income, and family number non significant to income, but farmers long significant to Theory, A Brief IntroductionS O HansonHanson, S. O. 2005. "Decision Theory, A Brief Introduction" Diakses tanggal 3 April Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung Manis Zea mays saccharata Sturt Terhadap Pemberian Pupuk Cair Tnf Dan Pupuk Kandang Respons Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung Manis Zea mays saccharata Sturt Terhadap Pemberian Pupuk Cair Tnf Dan Pupuk Kandang Ayam. Balai Penelitian Jagung Unggul. Penebar SwadayaHartono Purwono DanPurwono dan Hartono, 2007. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Bertanam dan Pengolahan PascapanenRahmat RukmanaRukmana, Bayam, Bertanam dan Pengolahan Pascapanen. Yogyakarta Masyarakat Tani Pengguna Lahan sawah dalam Pembanguan Pertanian di Daerah LombokArifuddin SahiduSahidu, Arifuddin. 1998. Partisipasi Masyarakat Tani Pengguna Lahan sawah dalam Pembanguan Pertanian di Daerah Lombok, Nusa Tenggara Dasar Manajemen Pemasaran Hasil Pertanian Teori dan Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil Pertanian Teori dan Aplikasi. Rajawali Press. Usahatani. Jakarta Penebar SwadayaK SuratiyahSuratiyah, K. 2008. Ilmu Usahatani. Jakarta Penebar Manis. Penebar SwadayaM A SyukurRifiantoSyukur, A. Rifianto. 2014. Jagung Manis. Penebar Swadaya. Jakarta
interaksiyang terjadi saat menanam jagung yaitu interaksi antara tanaman jagung, gulma dan tanah. Penjelasan:
Jawaban Beberapa bentuk interaksi dalam ekosistem sawah meliputi: interaksi biotik dan abiotik - contohnya interaksi padi dengan komponen biotik seperti cahaya, air, dan udara. predasi - interaksi antara laba laba dengan belalang. herbivori - interaksi antara belalang dengan padi, interaksi ulat dengan padi.
buatteman teman yang ingin di subbscribe | laik | komensilahkan terlebih dahulu untuk mensubcribe laik dan komen saya, kemudian tulis di kolom komentar ala .